FOTO PPG SEJARAH UNES klik disini
RPP SEJARAH KURIKULUM 2013
RPP SEJARAH KELAS X SMA
RPP SEJARAH KELAS XI SMA
RPP SEJARAH KELAS XII SMA
RPP SEJARAH KURIKULUM 2013
RPP SEJARAH KELAS X SMA
RPP SEJARAH KELAS XI SMA
RPP SEJARAH KELAS XII SMA
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah :
SMA N 3 Semarang
MataPelajaran :
Sejarah
Kelas/Semester :
X/ 1
Materi Pokok :
Menganalisis berbagai teori tentang proses
masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
Alokasi Waktu : 2 x 45’ (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah,
menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli(gotong royong, kerjasama, toleran, damai),santun,
respontif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai serminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.1 Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
1.2
Menghayati keteladanan para
pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
|
1.2.1
Mengamalkan nilai-nilai keteladanan
pemimpin pada zaman Hindu – Budha dengan mengambil ajaran toleransi dan saling menghargai.
|
2.1
Menunjukkan sikap tanggung jawab,
peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa pra aksara, Hindu-Buddha dan
Islam.
|
2.1.1
Mengamalkan sikap tanggung jawab dan sikap peduli terhadap peninggalan hasil
budaya Hindu-Buddha di Indonesia
|
3.5
Menganalisis berbagai teori
tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia.
|
3.5.1
Memahami proses lahir dan berkembangannya
agama dan kebudayaan Hindu– Budha di India .
3.5.2
Menganalisis proses masuknya dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha
ke Indonesia
3.5.3
Menganalisis bentuk- bentuk kebudayaan hindu – budha di Indonesia.
3.5.4
Mendeskripsikanwujud akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha.
3.5.5
Menganalisiswujud akulturasi kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia berupabahasa, ekonomi, politik, religi/kepercayaan, organisasi sosial
kemasyarakatan, sistem pengetahuan peralatan hidup/teknologi, kesenian.
|
4.5
Mengolah informasi mengenai
proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Budha dengan menerapakan cara
berfikir kronologis dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa
kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
|
4.5.1
Menalar proses masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia, serta bentuk
pengaruh peninggalan agama hindu- budha di Indonesia.
|
C.
Tujuan pembelajaran
Kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial
1.2.1.1 Siswa mampu mengamalkan nilai-nilai keteladanan pemimpin
pada zaman Hindu-Budha dengan
mengambil toleransi dan saling
menghargai
1.2.1.2 Siswa
mampu mengamalkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap peninggalan hasil
budaya Hindu-Buddha di Indonesia
Kompetensi
pengetahuan dan keterampilan
3.5.4.1Melalui
diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan konsep akulturasi kebudayaan Hindu – Budha
di Indonesia.
3.5.4.2 Melalui
diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan wujud akulturasi Hindu – Budha berupa
bahasa dan tulisan di Indonesia
3.5.4.3 Melalui
diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan wujud akulturasi Hindu – Budha berupa
ekonomi
3.5.4.4
Melalui diskusi kelompok siswa mampu
menjelaskan wujud akulturasi Hindu – Budha berupa politik dan sistem
pemerintahan di Indonesia
3.5.4.5 Melalui
diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan wujud akulturasi hindu – budha berupa
religi/kepercayaan
3.5.4.6 Melalui
diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan wujud akulturasi Hindu – Budha berupa
organisasi sosial kemasyarakatan
3.5.4.7 Melalui
diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan wujud akulturasi Hindu – Budha berupa
sistem pengetahuan peralatan hidup/teknologi
3.5.4.8
Melalui diskusi kelompok siswa
mampu menjelaskan wujud akulturasi Hindu – Budha berupa kesenian.
4.5.1.1 Siswa
mampu menyajikan hasil – hasil akulturasi agama dan kebudayaan Hindu-Budha dengan
kebudayaan lokal di Indonesia.
D. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan 1
a. Lahir dan Berkembangnya Agama Hindu - Budha di india
2.
Pertemuan
II
a.
Proses
masuknya dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-budha di Indonesia
b.
Bentuk-
bentuk kebudayaan hindu budha yang masuk ke indonesia
3.
Pertemuan
III
1
Perwujudan akulturasikebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha.
E. Alokasi
Waktu
(4x 45 menit)
F.
Metode
Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode
:
Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Model pembelajaran
: Examples non examples
G.
Media,
Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media
: Slide peninggalan agama dan
kebudayaan bercorak Hindu –Budha di Indonesia
Alat/Bahan : Laptop, LCD.
Sumber Belajar :
1.
Kementrian
PendidikandanKebudayaanRepublikIndonesaia. 2013. Sejarah Indonesia:Kelas X. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2.
RatnaHapsari.
2013. Sejarah Indonesia
untuk SMA kelas X. Jakarta :
Erlangga
Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
Pertemuan
3
|
2x (4 x 45 menit)
|
|
Pendahuluan
|
Ø Guru
mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
Ø Peserta didik menerima informasi mengenai topik dan tujuan
pembelajaran hari ini melalui
power point.
Ø Siswa
mendapatkan penjelasan tentang langkah- langkah pembelajaran examples non examples.
Ø Siswa berkelompok sesuai dengan petunjuk.
|
5-7 menit
|
Inti
|
Mengamati
Ø
Menayangkan gambar- gambar peninggalan kebudayaan hindu budha di
Indonesia melalui power point serta melakukan tanya jawab
singkat.
Ø Membaca dengan cermat buku teks pelajaran halaman 151 s.d. 158,
sejarah indonesia SMA/MA jilid 1. Fokus pengamatan terutama mencermati kehidupan
sosial, ekonomi,sosial-budaya masyarakat indonesia pada masa pengaruh
hindu-budha.
Nilai yang dikembangkan: melatih kesungguhan
Menanya
Ø Pesertadidik dimotivasi untuk mengeksplorasi dan merumuskan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung yang terkait dengan akulturasi kebudayaan hindu - budha di indonesia
(contoh pertanyaan yang di ajukan):
1. Bagaimana proses akulturasi kebudayaan agama hindu – budha
dengan kebudayaan asli indonesia?
2. Apa bukti akulturasi kebudayaan hindu- budha yang ada di indonesia?
Nilai yang dikembangkan: melatih kreatifitas dan rasa ingin
tahu.
Mencoba/mengumpulkan informasi
Ø
Setiap kelompok mendapatkan
tugas:
1.
Wujud akulturasi budaya masa
Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa dan tulisan,politik, ekonomi.
2.
Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa religi/
kepercayaan,sistem social
3.
Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi
pengetahuan/ teknologi dan kesenian.
Ø Peserta
didik mengumpulkan informasi/data dari gambar, penelusuran internet, atau
mencari di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
Nilai yang dikembangkan:ketelitian dan kerja keras.
Mengasosiasi/menganalisis
data atau informasi
Ø Peserta didik menganalisis data dan informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan
1. Bagaimana proses akulturasi
kebudayaan hindu-budha di indonesia?
2. Apa bukti – bukti peninggalan
hindu-budha yang ada di indonesia?
Ø Peserta didik mencatat hasil
diskusi
Ø Peserta didik mendiskusikan didalam kelompok untuk
merumuskan kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah disusun
Nilai yang
dikembangkan: mengembangkan sikap jujur , menghargai pendapat orang
lain,kemampuan berkomunikasi.
Mengomunikasikan
Ø Salah satu peserta didik sebagai wakil kelompok
mempresentasikan hasil simpulanyang telah dirumuskan. Kelompok lain
diwajibkan memberi tanggapan.
Ø Peserta didik bersama guru merumuskan simpulan hasil proses
kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.
Nilai yang dikembangkan: mengemukakan pendapat
dengan singkat dan jelas,serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik
dan benar.
|
60 menit
|
Penutup
|
1.
Pesertadidikmengklarifikasi/kesimpulandibantu
oleh guru menyimpulkan materi tentang akulturasi agama dan kebudayaan Hindu –
Budha di Indonesia.
2.
Peserta didik di minta untuk mengumpulkan lembar kerja.
3.
Guru menutup pembelajaran hari ini dengan salam dan terimakasih.
|
20 menit
|
H.
Penilaian
A.
Penilaian hasil belajar
1.
Kompetensi Sikap Spritual
a. Teknik Penilaian: Observasi
Nama Peserta Didik :
………………….
Kelas :
………………….
Tanggal Pengamatan :
…………………..
Materi Pokok/Tema :
…………………..
No.
|
Aspek yang Diamati
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Berdoa sebelum kegiatan pembelajaran
|
||||
2.
|
Mengucapkan syukur ketika selesai melaksanakan
kegiatan pembelajaran
|
||||
3.
|
Menghargai
dan menghormati sesama
|
||||
4.
|
Memelihara
hubungan baik dengan teman sekelas
|
||||
5.
|
Menjaga kebersihan lingkungan
kelas
|
||||
Total Skor
|
Petunjuk Penskoran:
4 = selalu, apabila secara terus menerus
melakukan aspek yang diamati
3 = sering, apabila cenderung lebih banyak
melakukan aspek yang diamati
2 = kadang-kadang, apabila cenderung lebih
sedikit melakukan aspek yang diamati
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
aspek yang diamati
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
skor yang diperoleh
Skor akhir = -------------------------- x 4
skor maksimum
|
2.
Kompetensi
Sikap Sosial
2.
Kompetensi
Sikap Sosial
a.
Teknik
Penilaian : Observasi
b.
Bentuk
Instrumen : Lembar Penilaian
Observasi
c.
Kisi-kisi :
No
|
Indikator
|
Score
|
|||
SB
|
B
|
C
|
K
|
||
1
|
Menunjukkan
ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu
maupun berkelompok
|
||||
2
|
Menerima saran dan kritik dari kelompok lain
|
||||
3
|
Menghargai dan menghormati teman sekelas yang berbeda agama
|
||||
4
|
Memiliki
rasa ingin tahu, dan peduli terhadap kelestarian peninggalan agama
Hindu-Budha yang ada di Indonesia
|
3.
Kompetensi
Pengetahuan
1.
Non test
NO
|
Sikap Aspek yang dinilai
|
Nama peserta didik
|
Nilai
Kualitatif
|
Nilai
Kuantitatif
|
Penilaian
Kelompok
|
||||
1
|
Partisipasi/keaktifan
|
|||
2
|
Kerjasama dalam
diskusi
|
|||
3
|
Antusias bertanya/menjawab
|
|||
4
|
Kemampuan
mengemukakanpendapat
|
|||
Jumlah
Nilai Kelompok
|
||||
Penilaian
Individu peserta didik
|
||||
1
|
Menyelesaikan
hafalan materi dengan baik
|
|||
2
|
Berani
mengemukakan hasil pendapat
|
|||
3
|
Berani
menjawab pertanyaan
|
|||
4
|
Inisiatif
|
|||
5
|
Ketelitian
|
|||
Jumlah
Nilai Individu
|
Kriteria Penilaian
:
|
4.
Kompetensi
Keterampilan
a.
Teknik Penilaian : Observasi
b.
Bentuk Instrumen : Lembar observasi
Kisi-kisi
NO
|
aspekyang
dinilai.
|
Nama Siswa
|
Nilai kulitatif
|
Nilai kuantitatif
|
Jml
|
1.
|
Keaktifan siswa dalam diskusi.
|
||||
2.
|
Keaktifan siswa dalam menjawab.
|
||||
3
|
Keaktifan siswa dalam mencari sumber belajar
|
Keterangan:
Sikap
sosial, spiritual, keterampilan: Sangat Baik :
apabila memperoleh skor 3,34 –4,00
Baik :
apabila memperoleh skor 2,66 –3,33
Cukup :
apabila memperoleh skor 1,66 –2,65
Kurang :
apabila memperoleh skor kurang1,66
Pengetahuan:
·
Pengetahuan: Objective test
Jumlah
jawaban benar X 10 = Nilai
|
Pilihlah jawaban yang benar dengan
memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e!
1.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang bahasa adalah ... .
A.
Nisan Malik as Saleh
B.
Negara Krtagama
C.
Inkripsi Yupa
D.
Pararaton
E.
Kronik
2.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang religi/kepercayaan
adalah ... .
A.
Upacara Ngaben
B.
Upacara Nyepi
C.
Prasasti Tugu
D.
Prasasti Yupa
E.
Candi
3.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang organisasi sosial
kemasyarakatan adalah ... .
A.
Upacara Nyepi
B.
Upacara Ngaben
C.
Konsep Dewaraja
D.
Konsep Kepala Suku
E.
Raja sebagai kepala pemerintahan
4.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang sistem pengetahuan
adalah sistem kalender ... .
A.
Candrasengkala
B.
Masehi
C.
Islam
D.
Cina
E.
Saka
5.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang peralatan
hidup/teknologi adalah ... .
A.
Candi
B.
Relief
C.
Kalender Saka
D.
Konsep Dewaraja
E.
Konsep Macapat
6.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang kesenian ... .
A.
Konsep Dewaraja
B.
Kalender Saka
C.
Gamelan
D.
Candi
E.
Relief
7.
Sejak masa kerajaan Hindu-Buddha sampai
sekarang yang dikenal menerapkan konsep negara kesatuan adalah ... .
A.
Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya
B.
Sriwijaya, Majapahit, Republik Indonesia
C.
Singosari, Majapahit, Republik Indonesia
D.
Mataram Kuno, Majapahit, Republik
Indonesia
E.
Mataram Kuno, Mataram Islam, Republik
Indonesia
8.
Pengaruh kehidupan masa Hindu-Buddha di
Indonesia dihubungkan dengan kehidupan masyarakat pada masa sekarang yang dapat
diterapkan adalah ... .
A.
Toleransi
B.
Peperangan
C.
Chauvinisme
D.
Separatisme
E.
Diskriminasi
9.
Kegiatan yang berhubungan dengan
pelestarian peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
I.
Mengunjugi museum
II.
Menjual kepada kolektor benda purbakala
III.
Menjadikan situs sebagai obyek
penelitian
IV.
Melaporkan ke polisi apabila mengetahui
pencurian arca
V.
Menyimpan dirumah
Berdasarkan data
diatas, yang termasuk peran siswa dalam menjaga peninggalan masa Hindu-Buddha
di Indonesia ditunjukkan pada nomer ... .
A.
I, II dan III
B.
I, II dan IV
C.
I, III dan IV
D.
II, III dan IV
E.
II, IV dan V
10.
Apabila kamu melihat seseorang dengan
sengaja mencoret-coret dinding candi Prambanan yang bermaksud meninggalkan kenangan,
maka yang kamu lakukan adalah ... .
A.
Menegur
B.
Menasehati
C.
Membiarkan
D.
Ikut mencoret
E.
Melaporkan kepada petugas
Kunci Jawaban
1.
C
2.
B
3.
C
4.
E
5.
A
6.
E
7.
B
8.
A
9.
C
10.
E
Uraian
Kelompok.
|
Instrumen
|
Bobot
|
Skor
|
Jml skor=
bobotx10
|
1.
|
Bagaimana proses akulturasi kebudayaan hindu- budha di Indonesia?
|
1
|
10
|
|
2.
|
Sebut dan jelaskan satu bentuk perpaduan tradisi
lokal dengan kebudayaan
Hindu–Buddha?
|
|||
3.
|
Jelaskan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan?
|
1
|
10
|
|
4.
|
Jelaskan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan?
|
1
|
10
|
|
5.
|
Bagaiamana menghargai peninggalan sejarah yang ada di lingkungan tempat tinggalmu?
|
1
|
10
|
Materi ajar
Ø Akulturasi
adalah bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan
kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan
aslinya.
Hal ini
berarti kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak ditema seperti
apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dandisesuaikan dengan budaya yang dimiliki
penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli
Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu- Buddha.
Wujud akulturasi tersebut dapat Anda
simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
1.Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang
bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat
ditemukan sampai sekarang.
Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan
pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 –
7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai dan prasasti peninggalan Kerajaan
Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di
gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti
peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya
penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan
huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo
(Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno
2.Kepercayaan
Sistem
kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke
Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme.Anda
masih ingat pengertian Animisme dan Dinamisme? Bila Anda lupa, baca kembali
modul ke-2 Anda!
Dengan
masuknya agama Hindu – Budha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai
menganut/mempercayai agama-agama tersebut.Agama Hindu dan Budha yang berkembang
di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan
dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Tentu Anda bertanya apa
yang dimaksud dengan Sinkritisme? Sinkritisme adalah bagian dari proses
akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu.
Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan
agama Hindu – Budha yang dianut oleh masyarakat India.Perbedaaan-perbedaan
tersebut dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu
atau Budha yang ada di Indonesia.Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan
oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di
India.
Demikianlah
penjelasan tentang contoh wujud akulturasi dalam bidang
religi/kepercayaan.Selanjutnya simak uraian materi berikutnya.
3.
Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud
akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda lihat dalam
organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia
setelah masuknya pengaruh India.
Dengan
adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang
berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang
raja secara turun temurun.
Raja di
Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang
keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara
diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai
Harhari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan
Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India
dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan
terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi
di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.Wujud akulturasi
di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem
kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Sistem kasta
menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta
Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan
kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau
dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan
kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam
seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di
Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
Demikianlah
contoh wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan untuk
selanjutnya kalau Anda sudah memahaminya, Anda dapat melanjutkan pada uraian
materi wujud akulturasi berikutnya.
4.
Sistem Pengetahuan
Wujud
akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu
berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut
perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka
dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654,
maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M
Di samping
adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka
dengan menggunakan Candrasangkala.Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar
istilah Candrasangkala?Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang
dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang
ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu
contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna =
0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan
belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan
tahun runtuhnya Majapahit .
Dari uraian
di atas, apakah Anda sudah paham?Kalau sudah paham simak kembali wujud
akulturasi berikutnya.
5.
Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu
wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni
bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya
India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi
yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi
perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab
Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk
melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Untuk itu
dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat
perbedaan.Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden
berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum
yang berfungsi sebagai tempat pemujaan.Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri
di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal
dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut,
sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat
khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.
Candi budha
Di samping
itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang
dikuburkan.Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu
jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja
yang disimpan dalam Pripih.
Dengan
demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh
nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini
terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India
adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang
terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang
kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan .
Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya
dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada
candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan
ajaran agama Hindu ataupun Budha.
Contoh dapat Anda amati gambar 1.4.
Gambar 1.4.Relief Candi
Borobudur
Gambar 1.4 adalah relief dari candi
Borobudur yang menggambarkan Budha sedang digoda oleh Mara yang menari-nari
diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa relief tersebut mengambil kisah
dalam riwayat hidup Sang Budha seperti yang terdapat dalam kitab Lalitawistara.
Demikian
pula di candi-candi Hindu, relief yang juga mengambil kisah yang terdapat dalam
kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana.Yang digambarkan melalui relief candi
Prambanan ataupun candi Panataran.
Dari
relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga
mengambil kisah asli ceritera tersebut, tetapi suasana kehidupan yang
digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam
ataupun masyarakat Indonesia.
Dengan
demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India,
tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.
Untuk wujud
akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu
ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari
- kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan
- kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa.
Kedua kitab
tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di
Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur
kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, ke dalam bahasa Jawa kuno.
Dan,tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh
punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah
Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar
Pendawa dan Kurawa,melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri
melawan Jenggala.
Di samping
itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam
seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang.
Seni pertunjukan wayang merupakan
salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan
wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa.
Untuk itu wujud akulturasi dalam
pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah
Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama
persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan.
Perubahan tersebut antara lain
terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah
Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang
maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di
Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.
Demikian penjelasan tentang wujud
akulturasi dalam bidang kesenian. Dan yang perlu dipahami dari seluruh uraian
tentang wujud akulturasi tersebut bahwa unsur budaya India tidak pernah menjadi
unsur budaya yang dominan dalam kerangka budaya Indonesia, karena dalam proses
akulturasi tersebut, Indonesia selalu bertindak selektif.