Senin, 17 Maret 2014

rpp kelas x




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS X SEMESTER 2




K.D  3.8 : Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.



Karakteristik kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia yang tersebar disekitar Selat Malaka
 (Samudera Pasai, Malaka, Aceh)








Disusun oleh,
Nama      : Revita Yanuastuti
Nim         : 3101013001
Prodi       : Pendidikan Sejarah




PPG SM3-T
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah              : SMA Negeri I Semarang
Matapelajaran     : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester  : X/II
Materi Pokok     : Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia yang tersebar disekitar Selat Malaka (Samudera Pasai, Malaka, Aceh)
Alokasi Waktu  : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A.      Kompetensi Inti (KI)
KI 1 :        Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :       Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :       Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejasian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :       Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri an mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B.       Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
1.2 Mengahayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Menghayati ajaran agama yang dianut
1.2.2 Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama
1.2.3 Meneladani sikap pemimpin pada masa kerajaan Islam yang mampu mengorganisir seluruh rakyat dengan semangat perang fisabilillah untuk melawan penjajah
2.1 Menunjukkan sikap tanggungjawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Budha dan Islam.
2.1.1 Menganalisis tinggalan kerajaan Islam yang masih bisa kita jumpai sebagai bukti sejarah yang harus kita jaga dan lestarikan
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
3.8.1        Menganalisis karakteristik kehidupan di kerajaan Islam di sekitar Selat Malaka (Samudera Pasai, Malaka dan Aceh
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
4.8.1        Menyajikan hasil indentifikasi karakteristik kerajaan Islam di Indonesia yang ada di sekitar Selat Mlaka dalam bentuk tulisan

C.      Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Kompetensi Sikap Spiritual
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
1.2.1        Menghayati ajaran agama yang dianut
1.2.2        Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama
1.2.3        Meneladani sikap pemimpin pada masa kerajaan Islam yang mampu mengorganisir seluruh rakyat dengan semangat perang fisabilillah untuk melawan penjajah

Kompetensi Sikap Sosial
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
2.1.1        Menganalisis tinggalan hasil kebudayaan Islam sebagai bukti sejarah yang harus dijaga

Kompetensi Pengetahuan
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik mampu:
3.8.1 Menganalisis karakteristik kehidupan di kerajaan Islam di sekitar Selat Malaka (Samudera Pasai, Malaka dan Aceh)

Kompetensi Keterampilan
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik mampu:
3.8.1.4 Membuat resume tentang kondisi kerajaan-kerajaan Islam di sekitar selat Malaka (Samudera Pasai, Malaka dan Aceh)


D.    Materi  Pembelajaran (Rincian dari Materi Pokok)
Pengaruh kebudayaan Islam sudah mulai masuk ke nusantara jauh sebelum kerajaan-kerajaan Islam tumbuh dan berkembang yakni sekitar abad ke-7.  Islam kemudian masuk dan menyebar keberbagai penjuru nusantara dan semakin kuat pengaruhnya hingga ke istana sehingga kemudian munculah kerajaan-kerajaan yang bernafaskan Islam di daerah Sumatera, Jawa bahkan hingga ke Indonesia bagian timur.
1.      Kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan Islam yang ada di Pulau Sumatera atau di sekitar selat Malaka
a.       Kerajaan Samudera Pasai
b.      Kerajaan Malaka
c.       Kerajaan Aceh

E.     Metode Pembelajaran
Pendekatan          : Saintifik
Metode                 : Ceramah, diskusi, tanya jawab
Model Pembelajaran : Cours review horay

F.       Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.      Media
-          Power point
-          Gambar, peta
2.      Alat/Bahan
-          LCD
-          Leptop
-          Kertas berwarna
3.      Sumber Belajar
-          Hapsari,Ratna. M.Adil. 2013. Sejarah Indonesia Jilid 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
-          Farid, Samsul. 2013. Sejarah Indonesia untuk  SMA-MA/SMK Kelas X.. Bandung: Yrama Media.
-          Internet : wikipedia//KERAJAAN ISLAM/ -nusantara.html.






G.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 
1.      Pertemuan Pertama
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Alokasi waktu
a.      Kegiatan Pembuka
1)   Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam, berdoa bersama, menanyakan kabar peserta didik, serta menyiapkan psikis peserta didik melalui motivasi
2)   Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3)   Guru menanyakan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya
4)   Guru memberi ringkasan bahan ajar pada peserta didik yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya
5)   Guru menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran yang akan digunakan untuk pertemuan kali ini, yaitu Course Review Horey
Adapun langkah-langkahnya antara lain:
a.       Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang
b.      Peserta didik dalam kelompok mendapatkan soal dari guru untuk didiskusikan
c.       Setelah berdiskusi mengerjakan soal, guru meminta kelompok menutup soal dan jawaban yang telah dikerjakan
d.      Guru membuka kesempatan tiap-tiap kelompok beradu cepat menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa sendiri tanpa melihat hasil diskusi
e.       Bagi kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar, guru memberi kesempatan menempelkan kartu jawabannya ke bagan yang telah disediakan guru
f.       Bagi kelompok yang berhasil menempatkan kartu jawaban tersebut ke bagan secara berurutan, misal membentuk diagonal, horisontal atau zigzag maka akan mendapatkan tambahan poin dan menyerukan yel-yel kelompok.
15 menit
b.      Kegiatan Inti
Mengamati
1)      Peserta didik diminta untuk mengamati gambar-gambar dan peta yang disajikan oleh guru yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Islam di sekitar Selat Malaka.
·         Nilai yang dikembangkan : kesungguhan, ketelitian


Menanya
1)      Peserta didik diarahkan untuk mengeksplorasi dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung (pertanyaan hipotetik) dengan materi ajar.
Contoh pertanyaan:
a)      Di mana dan Kapan letak kerajaan Samudera Pasai?
b)      Pada tahun berapakah pasukan Portugis yang dipimpin Alfonso de Albuquerque menduduki Malaka??
c)      Siapa peletak kesultanan pertama di Aceh?
·         Nilai yang dikembangkan : rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan

Mencoba/mengumpulkan data atau informasi
1)      Peserta didik mendapatkan kartu soal dari guru yang berisi dengan beberapa pertanyaan yang telah dibuat untuk didiskusikan bersama dalam kelompok
2)      Peserta didik mencari informasi dan bahan-bahan pendukung seperti buku-buku lain dan internet untuk menjawab soal tersebut.
·         Nilai yang perlu dikembangkan : Mengembangkan sikap teliti, menghargai pendapat orang lain, kerja keras, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari

Mengasosiasi/menalar
1)      Peserta didik menganalisis data dan informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan berkaitan dengan kerajaan Islam Samudera Pasai dan Aceh
2)      Peserta didik mendiskusikan temuan jawaban yang diperoleh dalam kelompok.
·         Nilai yang perlu dikembangkan : teliti, menghargai pendapat orang lain, kerja keras

Mengkomunikasikan
1)      Peserta didik bersama dengan guru membahas hasil diskusi bersama dengan cara adu cepat dalam menjawab pertanyaan
2)      Peserta didik dengan bimbingan guru mengecek dan mendiskusikan jawaban peserta didik dari kelompok lain di depan dan kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar berhak menempatkan jawabannya di kotak-kotak jawaban yang telah disediakan guru. Bila jawaban-jawabannya nanti bisa membentuk kotak yang berurutan maka akan mendapat tambahan poin
3)      Peserta didik dan guru menyimpulkan bahasan yang telah didiskusikan bersama di dalam kelas.
·         Nilai yang perlu dikembangkan : toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yangbaik dan benar

60 menit
c.       Kegiatan penutup
1)      Peserta didik melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan berkaitan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Pulau Sumatera,  dengan diminta menjawab pertanyaan  secara lisan dari guru
2)      Guru meminta peserta membuat resume materi tentang kondisi kerajaan-kerajaan Islam di sekitar selat Malaka (Samudera Pasai, Malaka dan Aceh )
3)      Guru menyampaikan materi yang akan dilaksanakan untuk minggu depan
4)      Guru mengingatkan peserta didik untuk tetap belajar dan menghimbau kepada mereka untuk tidak segan bertanya jika ada hal yang belum dimengerti pada pertemuan selanjutnya
15 menit

H.    Penilaian
Pertemuan Pertama
1.      Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial
a.    Teknik Penilaian: Observasi
b.    Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
c.    Kisi-kisi:

Nama Peserta Didik    : ………………….
Kelas                           : ………………….
Tanggal Pengamatan   : …………………..
Materi Pokok/Tema     : …………………..
No.
Aspek yang Diamati
Skor
1
2
3
4
1.                   
Berdoa sebelum kegiatan pembelajaran




2.                   
Mengucapkan syukur ketika selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran




3.                   
Menghargai dan menghormati sesama




4.                   
Memelihara hubungan baik dengan teman sekelas




5.                   
Menjaga kebersihan lingkungan kelas





Total Skor





Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :

Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik     : apabila memperoleh skor  3,34 – 4,00
Baik                 : apabila memperoleh skor  2,66 – 3,33
Cukup              : apabila memperoleh skor  1,66 – 2,65
Kurang            : apabila memperoleh skor kurang  1,66


2)   Kompetensi Pengetahuan
a.         Teknik Penilaian:
1)        Tes : tulis
b.        Bentuk Instrumen:  Tes tulis uraian
Kisi-kisi soal
Indikator
Soal
Bobot
3.8.1 Mendeskripsikan karakteristik kehidupan di kerajaan Islam di sekitar Selat Malaka (Samudera Pasai, Malaka dan Aceh
1. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar:
a.       Di mana letak kerajaan Samudera Pasai?
b.      Siapa peletak kesultanan pertama di Samudera Pasai?
10
2.      Bagaimana kondisi perekonomian Kerajaan Malaka ?
10
3.      Bagaimana kondisi perekonomian dan peran Samudera Pasai dalam kancah perdagangan internasional?
10
4.      Bagaimana pengaruh kerajaan Samudera Pasai terhadap perkembangan Islam di nusantara?
10
5.      Deskripsikan latar belakang masuknya pengaruh Islam kerajaan Malaka?
10
6.      Bagaimana kondisi kerajaan Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda?
10
7.      Sebutkan 2 sebab mundurnya kerajaan Aceh!
10
8.      Apa yang melatarbelakangi semangat perang di Aceh sehingga membuat Belanda cukup kewalahan?
10
9.      Siapa dan bagaimana siasat Snouck Hurgronje untuk menghancurkan Aceh?
10
10.  Bagaimana cara menjaga hubungan politik yang dibangun oleh kerajaan Malaka dengan  kerajaan-kerajaan lain?
10
Jumlah Nilai
100

Pedoman penilaian:
Rentang Nilai: Nilai = jumlah skor yang diperoleh
·           Bila peserta didik bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar dan lengkap maka akan mendapatkan nilai 100

Kunci Jawaban:
1)      a. Di pantai utara Aceh atau sekarang tepatnya di Kabupaten Lhokseumauwe, Aceh Utara, yang berbatasan dengan Selat Malaka
b. Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh,
sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297.
2)      Peranan Kerajaan Malaka sebagai penguasa perdagangan di Asia Tenggara terlihat dari ramainya perdagangan yang berpusat di ibukota kerajaan tersebut. Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang masuk dan keluar yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah memiliki undang-undang laut..
3)      Kehidupan perekonomian kerajaan Samudera Pasai sudah terbilang maju. Dengan letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan bertambah maju karena didukung oleh armada laut yang kuat, sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman berdagang di Samudra Pasai. Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus dan emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat tukar yaitu uang
emas yang dinamakan Deureuham (dirham).
4)      Pasai juga memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam di nusantara dengan cara mengirimkan beberapa ulama-ulama mereka untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.
5)      Sebagai salah satu bandar ramai di kawasan timur dan letaknya yang strategis, Malaka semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang Islam seperti dari Gujarat, Arab, Persia. Lambat laun, agama ini mulai menyebar di Malaka. Dalam perkembangannya, raja pertama Malaka, yaitu Prameswara akhirnya masuk Islam pada tahun 1414 M. Dengan masuknya raja ke dalam agama Islam, maka Islam kemudian menjadi agama resmi di Kerajaan Malaka, sehingga banyak rakyatnya yang ikut masuk Islam.
6)      Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636). Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama. Selain itu, pada masa pemerintahannya disusun sebuah undang-undang pemerintahan, melakukan diplomasi dengan negara-negara Eropa dan membentuk pertahanan militer yang kuat.
7)      -    Faktor utama yang menyebabkan semakin mundurnya kekuasaan kerajaan Aceh adalah semakin menguatnya kekuasaan Belanda di wilayah Sumatera hingga akhirnya pecah menjadi perang Aceh yang memakan waktu lama.
-          Perang saudara (intern) akibat dari perebutan kekuasaan antar golongan di Aceh, yakni antara golongan Teuku (gol. bangsawan) dan Tengku (gol. ulama) maupun dari intern golongan ulama sendiri.
8)      Karena kekuatan Islam di Aceh sangat besar dan mampu merangkul banyak orang serta menumbuhkan semangat perang di jalan Allah (Fisabilillah) sehingga perang yang mereka tujukan semata-mata bukan karena ingin merebut kekuasaan tapi juga memerangi kekafiran (Belanda) sehingga semangat mereka sangat sulit untuk dikalahkan.
9)      Dr. Snock Hurgronje adalah seorang seorang ahli dalam agama islam dan melakukan tipu daya serta mencari kelemahan-kelemahan pejuang kerajaan Aceh. Menurutnya, ada dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu melakukan pendekatan kepada para bangsawan dan mengangkat putra-putra mereka menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda, karena tahu para bangsawan sangat mudah diajak kompromi. Sedangkan, kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai menyerah karena semangat perang fisabilillah sangat sulit untuk ditaklukan.
10)  Paham politik hidup yang diterapkan di Kerajaan Malaka adalah berdampingan secara damai (co-existence policy) yang dijalankan secara efektif. Politik hidup berdampingan secara damai dilakukan melalui hubungan diplomatik dan ikatan perkawinan. Politik ini dilakukan untuk menjaga keamanan internal dan eksternal Malaka

Format Nilai
No
Nama kelompok
Nama anggota kelompok
Nilai
1
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.

2
Kelompok 2
1.
2.
3.
4

3
Kelompok 3
1.
2.
3.
4.

4
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.

5
Kelompok 5
1.
2.
3.
4.

6
Kelompok 6
1.
2.
3.
4.


3)   Kompetensi Keterampilan
a.         Teknik: observasi
b.        Bentuk Instrumen: lembar observasi
c.         Kisi-kisi:
1)      Non test
Nama Peserta Didik            : ………………….
Kelas                                   : ………………….
Tanggal Pengamatan           : …………………..
Materi Pokok/Tema            : …………………..
NO
aspekyang dinilai.
Skor
1
2
3
4
1.
Keaktifan peserta didik dalam diskusi.




2.
Keaktifan peserta didik dalam menjawab.




3
Keaktifan peserta didik dalam mencari sumber belajar











Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik            : apabila memperoleh skor  3,34 – 4,00
Baik                        : apabila memperoleh skor  2,66 – 3,33
Cukup         : apabila memperoleh skor  1,66 – 2,65
Kurang        : apabila memperoleh skor kurang  1,66
2)      Penugasan tertulis
Soal
1.    Buatlah Resume tentang kehidupan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di selat Malaka (Samudera Pasai, Malaka dan Aceh)
NO
Nama Siswa.
Skor
Nilai
Ketepatan isi Resume
A
B
C
D
1






2






3






 Keterangan:
A : Sangat tepat (rentang nilai 91-100)
B : Tepat (rentang nilai 76-90)
C : Cukup (rentang nilai 66-75)
D : Kurang (rentang nilai 50-65)

Semarang, 11 Februari 2014
Mengetahui                                                                  
Kepala SMP                                                                  Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah SMAN I Semarang                             Revita Yanuastuti
NIP. ...                                                                           NIM. 3101013001


LAMPIRAN


















BAHAN AJAR  (MATERI AJAR)


Kerajaan – kerajaan Islam di Indonesia
A.    Kerajaan Islam di sekitar Selat Malaka
1.      Kerajaan Samudera Pasai (1267 – 1521 )
Merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang menganut Islam dan mengalami perkembangan pada pertengahan abad ke-13. Kerajaan Samudra Pasai tercatat dalam sejarah sebagai kerajaan Islam yang pertama dan kapan tahun pasti berdirinya belum diketahui dengan jelas. Kerajaan Samudra Pasai terletak di Kabupaten Lhoukseumawe, Aceh Utara, yang berbatasan dengan Selat Malaka. Berdasarkan lokasi kerajaan Samudra Pasai tersebut, maka dapatlah dikatakan posisi Samudra Pasai sangat strategis karena terletak di jalur perdagangan internasional, yang melewati Selat Malaka. Dengan posisi yang strategis tersebut, Samudra Pasai berkembang menjadi kerajaan Islam yang cukup kuat, dan di pihak lain Samudra Pasai berkembang sebagai bandar transito yang menghubungkan para pedagang Islam yang datang dari arah barat dan para pedagang Islam yang datang dari arah timur. Keadaan ini mengakibatkan Samudra Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Kehidupan Politik
Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al-Saleh, sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1267 – 1297. Pada masa pemerintahannya, datang seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka dapat diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad al-Zahir atau Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Mahmud yang juga  bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1345). Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India, hingga pada awal abad ke-16 terjadi beberapa pemberontakan internal di Pasai yang mengakibatkan perang saudara sebelum akhirnya runtuh setelah mendapatkan serangan dari Portugis tahun 1521.

Kehidupan Ekonomi
     
Uang Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Berdasarkan letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Samudra Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II. Hal ini juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batutah. Menurut cerita Ibnu Batutah, perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan bertambah maju karena didukung oleh armada laut yang kuat, sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman berdagang di Samudra Pasai. Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus dan emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat tukar yaitu uang emas yang dinamakan Deureuham (dirham).

Kehidupan Sosial Budaya
Kemajuan dalam bidang ekonomi membawa dampak pada kehidupan sosial, masyarakat Samudra Pasai menjadi makmur. Kehidupan masyarakatnya diwarnai dengan semangat kebersamaan dan hidup saling menghormati sesuai dengan syariat Islam. Hubungan antara Sultan dengan rakyat terjalin baik. Sultan biasa melakukan musyawarah dan bertukar pikiran dengan para ulama, dan Sultan juga sangat hormat pada para tamu yang datang, bahkan tidak jarang memberikan tanda mata kepada para tamu. Samudra Pasai mengembangkan sikap keterbukaan dan kebersamaan. Salah satu bukti dari hasil peninggalan budayanya, berupa batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan jirat Putri Pasai. Kehidupan sosial Pasai diatur menurut aturan hukum islam bahkan Pasai juga memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam di nusantara dengan cara mengirimkan beberapa ulama-ulama mereka untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.

2.      Kerajaan Islam di Malaka
Masa Kerajaan Malaka antara tahun 1396-1511 Masehi. Berada di Semenanjung Malaya dengan ibukota di Malaka  Pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1396-1414 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka karena kerajaannya di Sumatera runtuh akibat diserang Majapahit. Pada saat Malaka didirikan, di situ terdapat penduduk asli dari Suku Laut yang hidup sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi, karena itu, mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli. Kemudian, bersama penduduk asli tersebut, rombongan pendatang mengubah Malaka menjadi sebuah kota yang ramai. Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah.
Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di daratan. Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan perdagangan yang ramai dengan daratan Sumatera. Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat itu adalah beras. Malaka amat bergantung pada Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini, karena persawahan dan perladangan tidak dapat dikembangkan di Malaka. Hal ini kemungkinan disebabkan teknik bersawah yang belum mereka pahami, atau mungkin karena perhatian mereka lebih tercurah pada sektor perdagangan, dengan posisi geografis strategis yang mereka miliki.
Kehidupan Ekonomi Pusat dan penguasa perdagangan di Asia Tenggara, ramai oleh lalu lintas kapal. Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar, yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Adanya undang-undang laut yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan.

Politik Negara
Paham politik hidup yang diterapkan di Kerajaan Malaka adalah berdampingan secara damai (co-existence policy) yang dijalankan secara efektif. Politik hidup berdampingan secara damai dilakukan melalui hubungan diplomatik dan ikatan perkawinan. Politik ini dilakukan untuk menjaga keamanan internal dan eksternal Malaka. Seperti halnya hubungan baik dengan Cina, tetap dijaga dengan saling mengirim utusan. Pada tahun 1405 seorang duta Cina Ceng Ho datang ke Malaka untuk mempertegas kembali persahabatan Cina dengan Malaka. Dengan demikian, kerajaan-kerajaan lain tidak berani menyerang Malaka.

Malaka Sebagai Pusat Penyebaran Agama Islam
Sebelum muncul dan tersebarnya Islam di Semenanjung Arabia, para pedagang Arab telah lama mengadakan hubungan dagang di sepanjang jalan perdagangan antara Laut Merah dengan Negeri Cina. Berkembangnya agama Islam semakin memberikan dorongan pada perkembangan perniagaan Arab, sehingga jumlah kapal maupun kegiatan perdagangan mereka di kawasan timur semakin besar. Pada abad VIII, para pedagang Arab sudah banyak dijumpai di pelabuhan Negeri Cina. Diceritakan, pada tahun 758 M, Kanton merupakan salah satu tempat tinggal pedagang Arab. Pada abad IX, di setiap pelabuhan yang terdapat di sepanjang rute perdagangan ke Cina, hampir dapat dipastikan ditemukan sekelompok kecil pedagang Islam. Pada abad XI, mereka juga telah tinggal di Campa dan menikah dengan penduduk asli, sehingga jumlah pemeluk Islam di tempat itu semakin banyak. Namun, rupanya mereka belum aktif berasimilasi dengan kaum pribumi sehingga penyiaran agama Islam tidak mengalami kemajuan.
Sebagai salah satu bandar ramai di kawasan timur, Malaka juga ramai dikunjungi oleh para pedagang Islam. Lambat laun, agama ini mulai menyebar di Malaka. Dalam perkembangannya, raja pertama Malaka, yaitu Prameswara akhirnya masuk Islam pada tahun 1414 M. Dengan masuknya raja ke dalam agama Islam, maka Islam kemudian menjadi agama resmi di Kerajaan Malaka, sehingga banyak rakyatnya yang ikut masuk Islam. Selanjutnya, Malaka berkembang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Asia Tenggara, hingga mencapai puncak kejayaan di masa pemeritahan Sultan Mansyur Syah (1459—1477). Kebesaran Malaka ini berjalan seiring dengan perkembangan agama Islam. Negeri-negeri yang berada di bawah taklukan Malaka banyak yang memeluk agama Islam. Untuk mempercepat proses penyebaran Islam, maka dilakukan perkawinan antar keluarga.
Malaka juga banyak memiliki tentara bayaran yang berasal dari Jawa. Selama tinggal di Malaka, para tentara ini akhirnya memeluk Islam. Ketika mereka kembali ke Jawa, secara tidak langsung, mereka telah membantu proses penyeberan Islam di tanah Jawa. Dari Malaka, Islam kemudian tersebar hingga Jawa, Kalimantan Barat, Brunei, Sulu dan Mindanau (Filipina Selatan). Malaka runtuh akibat serangan Portugis pada 24 Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque..

Periode Pemerintahan
Usia Malaka ternyata cukup pendek, hanya satu setengah abad. Sebenarnya, pada tahun 1512, Sultan Mahmud Syah yang dibantu Dipati Unus menyerang Malaka, namun gagal merebut kembali wilayah ini dari Portugis. Sejarah Melayu tidak berhenti sampai di sini. Sultan Melayu segera memindahkan pemerintahannya ke Muara, kemudian ke Pahang, Bintan Riau, Kampar, kemudian kembali ke Johor dan terakhir kembali ke Bintan. Begitulah, dari dahulu bangsa Melayu ini tidak dapat dipisahkan. Kolonialisme Baratlah yang memecah belah persatuan dan kesatuan Melayu.

3.      Kerajaan Islam di Aceh
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.

Awal mula

Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa hingga tahun 1537. Kemudian Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.

 

Masa Kejayaan

`           Meskipun Sultan dianggap sebagai penguasa tertinggi, tetapi nyatanya selalu dikendalikan oleh orangkaya atau hulubalang. Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) atau Sultan Meukuta Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama. Pada tahun 1629, kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu. Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun pada tahun yang sama Aceh menduduki Kedah dan banyak membawa penduduknya ke Aceh.  Pada masa Sultan Alaidin Righayat Syah Sayed Al-Mukammil (kakek Sultan Iskandar Muda) didatangkan perutusan diplomatik ke Belanda pada tahun 1602 dengan pimpinan Tuanku Abdul Hamid. Sultan juga banyak mengirim surat ke berbagai pemimpin dunia seperti ke Sultan Turki Selim II, Pangeran Maurit van Nassau, dan Ratu Elizabeth I. Semua ini dilakukan untuk memperkuat posisi kekuasaan Aceh.

 

Kemunduran

Kemunduran Aceh disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus (1840) serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.
Diplomat Aceh ke Penang. Duduk : Teuku Kadi Malikul Adil (kiri) dan Teuku Imeum Lueng Bata (kanan). Sekitar tahun 1870an.

Perang saudara dalam hal perebutan kekuasaan turut berperan besar dalam melemahnya Kesultanan Aceh. Pada masa Sultan Alauddin Jauhar Alamsyah (1795-1824), seorang keturunan Sultan yang terbuang Sayyid Hussain mengklaim mahkota kesultanan dengan mengangkat anaknya menjadi Sultan Saif Al-Alam. Perang saudara kembali pecah namun berkat bantuan Raffles dan Koh Lay Huan, seorang pedagang dari Penang kedudukan Jauhar (yang mampu berbahasa Perancis, Inggris dan Spanyol) dikembalikan. Tak habis sampai disitu, perang saudara kembali terjadi dalam perebutan kekuasaan antara Tuanku Sulaiman dengan Tuanku Ibrahim yang kelak bergelar Sultan Mansur Syah (1857-1870).
Pada akhir November 1871, lahirlah apa yang disebut dengan Traktat Sumatera, dimana disebutkan dengan jelas "Inggris wajib berlepas diri dari segala unjuk perasaan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian manapun di Sumatera. Pembatasan-pembatasan Traktat London 1824 mengenai Aceh dibatalkan." Sejak itu, usaha-usaha untuk menyerbu Aceh makin santer disuarakan, baik dari negeri Belanda maupun Batavia. Para Ulee Balang Aceh dan utusan khusus Sultan ditugaskan untuk mencari bantuan ke sekutu lama Turki. Namun kondisi saat itu tidak memungkinkan karena Turki saat itu baru saja berperang dengan Rusia di Krimea. Usaha bantuan juga ditujukan ke Italia, Perancis hingga Amerika namun nihil. Dewan Delapan yang dibentuk di Penang untuk meraih simpati Inggris juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan alasan ini, Belanda memantapkan diri menyerah ibukota. Maret 1873, pasukan Belanda mendarat di Pantai Cermin Meuraksa menandai awal invasi Belanda Aceh.
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada 26 Maret 1873 setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun 1883, namun lagi-lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh.
Sultan Aceh Muhammad Daud Syah menyerah di hadapan Jenderal Van Heutsz.

Pada tahun 1896 Dr. Christiaan Snouck Hurgronje, seorang ahli Islam dari Universitas Leiden yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, memberikan saran kepada Belanda agar merangkul para uleebalang, dan melumatkan habis-habisan kaum ulama. Saran ini baru terlaksanan pada masa Gubernur Jenderal Joannes Benedictus van Heutsz. Pasukan Marsose dibentuk dan G.C.E. Van Daalen diutus mengejar habis-habisan pejuang Aceh hingga pedalaman. Pada Januari tahun 1903 Sultan Muhammad Daud Syah akhirnya menyerahkan diri kepada Belanda setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Panglima Polem Muhammad Daud, Tuanku Raja Keumala, dan Tuanku Mahmud menyusul pada tahun yang sama pada bulan September. Perjuangan di lanjutkan oleh ulama keturunan Tgk. Chik di Tiro dan berakhir ketika Tgk. Mahyidin di Tiro atau lebih dikenal Teungku Mayed tewas 1910 di Gunung Halimun.

Perekonomian

Salah satu kerajinan logam di Aceh.
Aceh banyak memiliki komoditas yang diperdagangkan diantaranya : Minyak tanah dari Deli, Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah, Kapur dari Singkil, Kapur Barus dan menyan dari Barus, Emas di pantai barat, Sutera di Banda Aceh.
Selain itu di ibukota juga banyak terdapat pandai emas, tembaga, dan suasa yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Sedang Pidie merupakan lumbung beras bagi kesultanan. Namun di antara semua yang menjadi komoditas unggulan untuk diekspor adalah lada.

Kebudayaan

Arsitektur

Gunongan dan Kandang (Makam) Sultan Iskandar Tsani.

Tidak banyak peninggalan bangunan zaman Kesultanan yang tersisa di Aceh. Istana Dalam Darud Donya telah terbakar pada masa perang Aceh - Belanda. Kini, bagian inti dari Istana Dalam Darud Donya yang merupakan tempat kediaman Sultan Aceh telah berubah menjadi Kraton Meuligoe yang digunakan sebagai Pedopo Gubernur Aceh. Perlu dicatat bahwa pada masa Kesultanan bangunan batu dilarang karena ditakutkan akan menjadi benteng melawan Sultan. Selain itu, Masjid Raya Baiturrahman saat ini bukanlah arsitektur yang sebenarnya dikarenakan yang asli telah terbakar pada masa Perang Aceh - Belanda. Peninggalan arsitektur pada masa kesultanan yang masih bisa dilihat sampai saat ini antara lain Benteng Indra Patra, Masjid Tua Indrapuri, Pinto Khop, Leusong dan Gunongan beserta Taman Ghairah yang luas dipusat Kota Banda Aceh.

 

Kesusateraan

Sebagaimana daerah lain di Sumatera, beberapa cerita maupun legenda disusun dalam bentuk hikayat. Hikayat yang terkenal diantaranya adalah Hikayat Malem Dagang yang berceritakan tokoh heroik Malem Dagang dalam settingan penyerbuan Malaka oleh Angkatan Laut Aceh. Ada lagi yang lain yaitu Bhikayat Malem Diwa, hikayat Banta Beuransah, Gajah Tujoh Ulee, Cham Nadiman, hikayat Pocut Muhammad, hikayat Perang Goempeuni, hikayat Habib Hadat, kisah Abdullah Hadat dan hikayat Prang Sabi. Salah satu karya kesusateraan yang paling terkenal adalah Bustanus Salatin (taman para raja) karya Syaikh Nuruddin Ar-Raniry disamping Taj al-salatin (1603), Sulalat al-Salatin (1612), dan Hikayat Aceh (1606-1636). Selain Ar-Raniry terdapat pula penyair Aceh yang agung yaitu Hamzah Fansuri dengan karyanya antara lain Asrar al-Arifin (Rahasia Orang yang Bijaksana), Sharab al-Asyikin (Minuman Segala Orang yang Berahi), Zinat al-Muwahidin (Perhiasan Sekalian Orang yang Mengesakan), Syair Si Burung Pingai, Syair Si Burung Pungguk, Syair Sidang Fakir, Syair Dagang dan Syair Perahu.

 

Karya Agama

Para ulama Aceh banyak terlibat dalam karya di bidang keagamaan yang dipakai luas di Asia Tengga. Syaikh Abdurrauf menerbitkan terjemahan dari Tafsir Alqur'an Anwaarut Tanzil wa Asrarut Takwil, karangan Abdullah bin Umar bin Muhammad Syirazi Al Baidlawy ke dalam bahasa jawi.
Kemudian ada Syaikh Daud Rumy menerbitkan Risalah Masailal Muhtadin li Ikhwanil Muhtadi yang menjadi kitab pengantar di dayah sampai sekarang. Syaikh Nuruddin Ar-Raniry setidaknya menulis 27 kitab dalam bahasa melayu dan arab. Yang paling terkenal adalah Sirath al-Mustaqim, kitab fiqih pertama terlengkap dalam bahasa melayu.

Militer

Salah satu meriam yang dimiliki Kesultanan Aceh.

Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan beberapa teknisi dan pembuat senjata ke Aceh. Selanjutnya Aceh kemudian menyerap kemampuan ini dan mampu memproduksi meriam sendiri dari kuningan.

Snouck Hurgronje
Snouck Hurgronje adalah salah satu tokoh yang cukup fenomenal saat kita berbicara mengenai perang Aceh. Misi utama Snouck adalah “membersihkan” Aceh. Setelah melakukan studi mendalam tentang semua yang terkait dengan masyarakat ini, Snouck menulis laporan panjang yang berjudul kejahatan-kejahatan Aceh. Laporan ini kemudian jadi acuan dan dasar kebijakan politik dan militer Belanda dalam menghadapai masalah Aceh. Pada bagian pertama, Snouck menjelaskan tentang kultur masyarakat Aceh, peran Islam, ‘Ulama, dan peran tokoh pimpinannya. Ia menegaskan pada bagian ini, bahwa yang berada di belakang perang dahsyat Aceh dengan Belanda adalah para ‘Ulama. Sedangkan tokoh-tokoh formalnya bisa diajak damai dan dijadikan sekutu, karena mereka hanya memikirkan bisnisnya.
Snouck menegaskan bahwa Islam harus dianggap sebagai faktor negatif, karena dialah yang menimbulkan semangat fanatisme agama di kalangan muslimin. Pada saat yang sarna, Islam membangkitkan rasa kebencian dan permusuhan rakyat Aceh terhadap Belanda. Jika dimungkinkan “pembersihan” ‘Ulama dari tengah masyarakat, maka Islam takkan lagi punya kekuatan di Aceh. Setelah itu, para tokoh-tokoh adat bisa menguasai dengan mudah.
Bagian kedua laporan ini adalah usulan strategis soal militer. Snouck mengusulkan dilakukannya operasi militer di desa-desa di Aceh untuk melumpuhkan perlawanan rakyat yang menjadi sumber kekuatan ‘Ulama. Bila ini berhasil, terbuka peluang untuk membangun kerjasama dengan pemimpin lokal. Perlu disebut di sini, bahwa Snouck didukung oleh jaringan intelijen mata-mata dari kalangan pribumi. Cara yang ditempuh sama dengan yang dilakukannya di Saudi dulu, yaitu membangun hubungan dan melakukan kontak dengan warga setempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Orang-orang yang membantunya berasumsi bahwa Snouck adalah seorang saudara semuslim.


BAGAN

1





7
9
6





3
2
4





5
8


KARTU SOAL


Siapa dan bagaimana siasat Snouck Hurgronje untuk menghancurkan Aceh?
Sebutkan 2 sebab mundurnya kerajaan Aceh!
Bagaimana kondisi perekonomian dan peran Samudera Pasai dalam kancah perdagangan internasional?
Bagaimana kebijakan Kerajaan Malaka sebagai penguasa perdagangan di Asia Tenggara ?

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar:
a.     Di mana letak kerajaan Samudera Pasai?
b.     Siapa peletak kesultanan pertama di Samudera Pasai?
Deskripsikan latar belakang masuknya pengaruh Islam kerajaan Malaka?
Bagaimana kondisi kerajaan Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda?
 
















Bagaimana cara menjaga hubungan politik yang dibangun oleh kerajaan Malaka dengan  kerajaan-kerajaan lain?
Bagaimana pengaruh kerajaan Samudera Pasai terhadap perkembangan Islam di nusantara?
Apa yang melatarbelakangi semangat perang di Aceh sehingga membuat Belanda cukup kewalahan?
 

















KARTU JAWABAN

a. Di pantai utara Aceh atau sekarang tepatnya di Kabupaten Lhokseumauwe, Aceh Utara, yang berbatasan dengan Selat Malaka

b. Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh,
sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297.
Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636). Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama. Selain itu, pada masa pemerintahannya disusun sebuah undang-undang pemerintahan, melakukan diplomasi dengan negara-negara Eropa dan membentuk pertahanan militer yang kuat.

Peranan Kerajaan Malaka sebagai penguasa perdagangan di Asia Tenggara terlihat dari ramainya perdagangan yang berpusat di ibukota kerajaan tersebut. Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang masuk dan keluar yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah memiliki undang-undang laut.
·         Faktor utama yang menyebabkan semakin mundurnya kekuasaan kerajaan Aceh adalah semakin menguatnya kekuasaan Belanda di wilayah Sumatera hingga akhirnya pecah menjadi perang Aceh yang memakan waktu lama.
·         Perang saudara (intern) akibat dari perebutan kekuasaan antar golongan di Aceh, yakni antara golongan Teuku (gol. bangsawan) dan Tengku (gol. ulama) maupun dari intern golongan ulama sendiri.


Kehidupan perekonomian kerajaan Samudera Pasai sudah terbilang maju. Dengan letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan bertambah maju karena didukung oleh armada laut yang kuat, sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman berdagang di Samudra Pasai. Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus dan emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat tukar yaitu uang
emas yang dinamakan Deureuham (dirham).

Karena kekuatan Islam di Aceh sangat besar dan mampu merangkul banyak orang serta menumbuhkan semangat perang di jalan Allah (Fisabilillah) sehingga perang yang mereka tujukan semata-mata bukan karena ingin merebut kekuasaan tapi juga memerangi kekafiran (Belanda) sehingga semangat mereka sangat sulit untuk dikalahkan.


Dr. Snock Hurgronje adalah seorang seorang ahli dalam agama islam dan melakukan tipu daya serta mencari kelemahan-kelemahan pejuang kerajaan Aceh. Menurutnya, ada dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu melakukan pendekatan kepada para bangsawan dan mengangkat putra-putra mereka menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda, karena tahu para bangsawan sangat mudah diajak kompromi. Sedangkan, kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai menyerah karena semangat perang fisabilillah sangat sulit untuk ditaklukan.

Pasai juga memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam di nusantara dengan cara mengirimkan beberapa ulama-ulama mereka untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.

Sebagai salah satu bandar ramai di kawasan timur dan letaknya yang strategis, Malaka semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang Islam seperti dari Gujarat, Arab, Persia. Lambat laun, agama ini mulai menyebar di Malaka. Dalam perkembangannya, raja pertama Malaka, yaitu Prameswara akhirnya masuk Islam pada tahun 1414 M. Dengan masuknya raja ke dalam agama Islam, maka Islam kemudian menjadi agama resmi di Kerajaan Malaka, sehingga banyak rakyatnya yang ikut masuk Islam. Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda

Paham politik hidup yang diterapkan di Kerajaan Malaka adalah berdampingan secara damai (co-existence policy) yang dijalankan secara efektif. Politik hidup berdampingan secara damai dilakukan melalui hubungan diplomatik dan ikatan perkawinan. Politik ini dilakukan untuk menjaga keamanan internal dan eksternal Malaka




GAMBAR-GAMBAR DAN PETA

                 

                

1 komentar:

  1. sayangnya gak bisa di download, tolong dibuatkan supaya bisa di download dong, thanks

    BalasHapus